Pages

Pengikut

Tentangku

Wasis DPCoorporation. Diberdayakan oleh Blogger.

FECEBOOK

burung puyuh

Jumat, 06 Mei 2011

BUDIDAYA BURUNG PUYUH

Berikut adalah serba-serbi budidaya burung puyuh, dimulai dengan sejarah singkat burung puyuh, sentra budidaya burung puyuh, jenis-jenis burung puyuh, manfaat burung puyuh, persyaratan lokasi budidaya burung puyuh, pedoman teknis budidaya burung puyuh, hama dan penyakit burung puyuh dan lain-lain.

1. SEJARAH SINGKAT

Puyuh merupakan jenis burung yang jarang terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, pada tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.

2. SENTRA PETERNAKAN

Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

3. KLASIFIKASI ILMIAH

Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica

4. MANFAAT

1. Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasanya yang lezat

2. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya

3. Kotorannya sebagai pupuk kandang atau kompos yang baik

5. PERSYARATAN LOKASI

1. Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk

2. Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran

3. Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit

4. Bukan merupakan daerah sering banjir

5. Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

  1. Persiapan kandang

1. Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 200-250C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur. Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:

1. Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan mneghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasa membutuhkan luas kandang 20 m2.

2. Kandang untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.

3. Kandang untuk anak puyuh/umur stater (kandang indukan)
Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).

4. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.

2. Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.

  1. Persiapan Bibit
    Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:

1. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari penyakit.

2. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.

3. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.

  1. Pemeliharaan

1. Sanitasi dan Tindakan Preventif (pencegahan)
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.

2. Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh, harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.

3. Pemberian Pakan
Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil mematuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.

4. Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.

7. HAMA DAN PENYAKIT

  1. Radang usus (Quail enteritis)
    Penyebab: bakteri anaerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pada usus.
    Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
    Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisahkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
  2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
    Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang lebih spesifik adanya gejala “tortikolis” yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
    Pengendalian:

1. Menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;

2. Pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju steril serta melakukan vaksinasi NCD. tortikolis sampai sekarang belum ada obatnya.

  1. Berak putih (Pullorum)
    Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
    Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah terkulai.
    Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
  2. Berak darah (Coccidiosis)
    Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulai, bulu kusam menggigil kedinginan.
    Pengendalian:

1. Menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;

2. Dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox

  1. Cacar Unggas (Fowl Pox)
    Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.
    Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.
    Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
  2. Quail Bronchitis
    Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
    Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
    Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
  3. Aspergillosis
    Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
    Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
    Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
  4. Cacingan
    Penyebab: sanitasi yang buruk.
    Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
    Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.

8. PANEN

  1. Hasil Utama
    Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
  2. Hasil Tambahan
    Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja dan bulu puyuh.

9. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

  1. Analisis Usaha 2000 ekor burung puyuh

a. Investasi

1. Kandang ukuran 9 x 0,6 x 1,9m (1 jalur + tempat makan dan minum) Rp. 2.320.000,-

2. Kandang besar Rp. 1.450.000,-

b. Biaya pemeliharaan (untuk umur 0-2 bulan)

1. 2000 Day Old Quail (DOQ) x Rp 798 (Harga DOQ) Rp. 1.596.000,-

2. Obat (Vitamin + Vaksin) Rp. 145.000,-

3. Pakan (selama 60 hari) Rp. 2.981.200,-
Jumlah biaya produksi Rp. 4.722.200,-
Keadaan puyuh:

§ Jumlah anak 2000 ekor (jantan dan betina)

§ Resiko mati 5%, sisa 1900

§ Resiko kelamin 15% jantan, 85% betina (285 jantan, 1615 betina)

§ Setelah 2 bulan harga puyuh bibit Rp 3.625,- betina dan Rp 725 jantan

§ Penjualan puyuh bibit umur 2 bulan Rp. 4.408.000,-Minus Rp. -314.200,-

c. Biaya pemeliharaan (0-4 bulan)

§ 2000 DOQ x Rp 798,- Rp. 1.596.000,-

§ Obat (vitamin dan Vaksinasi) Rp. 290.000,-

§ Pakan (sampai dengan umur 3 minggu) Rp. 2.459.925,-
Pakan (s/d minggu ke 4) betina 1615 ekor dan 71 ekor jantan (25% jantan layak bibit) Rp. 5.264.051,-
Jumlah biaya produksi Rp. 8.173.576,-
Keadaan puyuh:

§ Mulai umur 1,5 bulan puyuh bertelur setiap hari rata-rata 85%, jumlah telur 1373 butir

§ Hasil telur 75 hari x 1373 x Rp 75,- Rp. 7.723.125,-

§ Puyuh betina bibit 1615 ekor @ Rp 3.625,- Rp. 5.854.375,-

§ Puyuh jantan bibit 75 ekor @ Rp 798,- Rp. 59.850,-

§ Puyuh jantan afkiran 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,-

Keuntungan dari hasil penjualan Rp. 5.618.924,-

Biaya pemeliharaan (sampai umur 8 bulan)

§ Biaya untuk umur 4-8 bulan Rp. 1.625.137,-

Pendapatan

§ Hasil telur (0,5 bulan) 195 x 1373 x Rp 75,- Rp. 20.080.125,-

§ Hasil puyuh afkir 1615 ekor @ Rp 798,- Rp. 1.288.770,-

§ Hasil jantan afkir 71 ekor @ Rp 725,- Rp. 51.475,-

§ Hasil jantan afkir (2 bln) 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,-

Keuntungan beternak puyuh petelur dan afkiran jual Rp. 10.950.113,-
Jadi peternak lebih banyak menjumlah keuntungan bila beternak puyuh petelur, baru kemudian puyuh afkirannya di jual daripada menjual puyuh bibit. Analisa usaha dihitung berdasarkan harga-harga yang berlaku pada tahun 1999.

10. DAFTAR PUSTAKA

  1. Beternak burung puyuh, 1981. Nugroho, Drh. Mayen 1 bk. Dosen umum Ternak Unggas Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Udayana.
  2. Puyuh, Tatalaksana Budidaya secara komersil, 1992. Elly Listyowati, Ir. Kinanti Rospitasari, Penebar Swadaya, Jakarta.
  3. Memelihara burung puyuh, 1985. Muhammad Rasyaf, Ir. Penerbit Kanisius (Anggota KAPPI), Yogyakarta.
  4. Beternak burung puyuh dan Pemeliharaan secara komersil, tahun 1985. Wahyuning Dyah Evitadewi dkk. Penerbit Aneka Ilmu Sema

tentang burung puyuh

TENTANG BURUNG PUYUH

Burung Puyuh

Quail32.jpg

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Animalia

Filum:

Chordata

Kelas:

Aves

Ordo:

Galliformes

Famili:

Phasianidae

Genera

Puyuh adalah nama untuk beberapa genera dalam familia Phasianidae. Burung ini berukuran menengah. Burung puyuh dari Dunia Baru (famili Odontophoridae) dan puyuh kancing (famili Turnicidae) tidak berkerabat dekat namun nama mereka memiliki perilaku dan karakteristik fisik yang mirip.

Burung puyuh adalah unggas daratan yang kecil namun gemuk. Mereka pemakan biji-bijian namun juga pemakan serangga dan mangsa berukuran kecil lainnya. Mereka bersarang di permukaan tanah, dan berkemampuan untuk lari dan terbang dengan kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang pendek. Beberapa spesies seperti puyuh jepang adalah migratori dan mampu terbang untuk jarak yang jauh. Beberapa jenis puyuh diternakkan dalam jumlah besar. Puyuh jepang diternakkan terutama karena telurnya.

Beberapa species Burung Puyuh

Kuliner burung puyuh

Keluarga burung puyuh termasuk jenis burung yang sering dimakan. Burung puyuh sering dimasak ala Prancis. Daging burung puyuh juga biasa ditemukan pada masakan Malta, Portugis, dan India. Burung puyuh umumnya dimakan bersama dengan tulangnya karena mudah dikunyah dan karena ukurannya yang kecil sangat menyulitkan untuk mengeliminasi tulang dari dagingnya.

Telur burung puyuh juga merupakan makanan yang lezat. Seringkali mereka dimakan mentah bersama sushi dan umum ditemukan pada menu makan siang Jepang. Di Kolombia, telur burung puyuh rebus digunakan untuk pelengkap hot dog dan hamburger. Di Filipina, telur burung puyuh yang direbus dan dicelup dengan saus lalu digoreng dengan banyak minyak adalah jajanan lokal yang populer.

Telur burung puyuh dipercaya memiliki kolesterol yang tinggi, namun penelitian menunjukkan bahwa kandungan kolesterol yang terdapat pada telur burung puyuh adalah sama dengan telur ayam.

 

Blogger news

Most Reading