Pages

Pengikut

Tentangku

Wasis DPCoorporation. Diberdayakan oleh Blogger.

FECEBOOK

tips beasiswa

Jumat, 06 Mei 2011

Tips Mendapatkan Beasiswa

Coba aja tipsnya kiat-kiat mendapatkan aprove beasiswa karena tips ini saya dapatkan dari Media Indonesia

Kiat Memenangkan Beasiswa, Pangesti Wiedarti dan Togap Siagian,

Tiara Wacana, Yogyakarta, I, Mei 2006, xx + 206 hal

KITA semua mengakui bahwa pendidikan adalah bekal berharga dalam mengarungi liku kehidupan terutama di era global yang meniscayakan pertarungan bebas tanpa kenal batas negara, waktu, dan segalanya. Namun sayang, pendidikan terutama di Indonesia masih menjadi barang mahal yang tidak setiap warga negara bisa mengaksesnya walaupun dalam konstitusi dasar dinyatakan seperti itu.

Salah satu jalan yang bisa membuka kebuntuan tersebut adalah melalui jalur beasiswa. Mendapatkan beasiswa memang tidak mudah, tetapi juga tidak sulit. Kompetisi dan seleksi ketat antarpeserta yang memperebutkan beasiswa dari berbagai negara memang menjadikan beasiswa seolah suatu impian utopis. Namun, bagi yang sejak dini sudah tidak asing dengan informasi seputar beasiswa, kompetisi dan seleksi bukanlah kendala.

Buku Kiat Memenangkan Beasiswa yang ditulis seorang moderator milis beasiswa ini sungguh menjadi karya yang berharga bagi generasi bangsa sekarang dan selanjutnya. Pengalaman mengenyam pendidikan tinggi berkualitas dengan gratis dibagi-bagikan kepada semua anak bangsa yang peduli terhadap pendidikan.

Justru yang terpenting adalah membuka tabir informasi bahwa sesungguhnya kesempatan untuk belajar sampai S-2 atau S-3 ke luar negeri tanpa biaya dapat dicapai siapa pun, termasuk anak Indonesia. Kiat yang disertai cara mencari informasi melalui internet, surat kabar, majalah, cara memenuhi persyaratan yang diminta, sampai cara menulis esai untuk keperluan pelamaran beasiswa.

Testimoni dari para peserta milis yang berhasil memenangi beasiswa luar negeri, yang diungkapkan dalam bagian awal buku ini, adalah motivasi yang membangkitkan spirit setiap pembaca agar tidak putus asa dalam belajar kendatipun dukungan finansial lemah.

Daftar beberapa beasiswa luar negeri lengkap dengan website-nya, alamat kantor di Indonesia, tujuan serta bidang studi ditawarkan dipaparkan dengan jelas. Sehingga jauh-jauh hari peminat beasiswa yang membaca buku ini sudah tidak asing lagi dengan nama-nama universitas bergengsi Amerika Serikat, Eropa, Asia Pasifik, Australia, dan sebagainya. Serta bisa dijadikan tolok ukur, beasiswa mana, universitas mana, dan bidang studi apa yang sekiranya sesuai dengan kapasitasnya (hlm 41).

Salah satu problem klise yang dihadapi calon pelamar beasiswa adalah penulisan esai. Budaya tulis di negara kita masih kalah jika dibandingkan dengan bahasa oral. Mahasiswa sekalipun mengalami kesulitan jika harus menuangkan ide-ide cerdasnya dalam bahasa tertulis. Pada halaman 73-137, Togap Siagian memberikan trik dan kiat singkat menulis esai untuk melamar beasiswa yang merupakan persyaratan mutlak dalam seleksi ketat tersebut.

Apalagi menulis esai dalam bahasa Inggris tentang statement of purpose atau berupa jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam application form beasiswa. Berdasarkan data dari The Indonesian International Education Foundation, kegagalan lebih banyak terletak pada penulisan esai. Dari 115 pelamar, yang berhasil lolos hanya delapan orang atau kurang dari 10% (hlm 74).

Oleh karena itu, penguasaan bahasa asing negara tujuan, terutama bahasa Inggris, tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dalam halaman 10 penulis menekankan pentingnya mempersiapkan sejak dini bahasa asing negara tujuan dan bahasa Inggris baik sebagai bahasa tulis ilmiah maupun sebagai bahasa pengantar dalam belajar. Persyaratan skor TOEFL atau IELTS harus benar-benar diperhatikan agar tidak secara mendadak mempersiapkan belajar bahasa. Belajar bahasa bukanlah sesuatu yang sulit, tetapi komitmen dan konsistensi dibutuhkan untuk cepat menguasai bahasa kedua, ketiga, dan seterusnya.

Buku yang tidak berhalaman tebal ini bersifat praktis sehingga membantu secara teknis dengan ditambah informasi serta motivasi. Dilengkapi dengan lampiran daftar peringkat universitas sedunia pada 2005, tentang milis beasiswa sendiri serta daftar beasiswa yang sering menerima mahasiswa Indonesia setiap tahunnya. Kedua penulisnya juga telah berpengalaman dalam melamar dan memenangi puluhan beasiswa. Itu menjadi nilai tersendiri bagi para pembaca dan calon pelamar beasiswa.

Milis beasiswa didirikan pada 2000. Hingga Maret 2006, milis yang diasuh telah beranggotakan 31 ribu anggota. Milis itu berkembang menjadi milis terbesar di Indonesia, khususnya yang membahas segala sesuatu tentang beasiswa serta pendidikan lanjut di Indonesia ataupun di luar negeri. “Banyak jalan menuju beasiswa.” Jangan putus asa dan bangkitlah, wahai, anak bangsa. Gugun El-Guyanie, pustakawan Kutub Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Most Reading